Unlock AI power-ups — upgrade and save 20%!
Use code STUBE20OFF during your first month after signup. Upgrade now →
By KOMPASTV
Published Loading...
N/A views
N/A likes
Get instant insights and key takeaways from this YouTube video by KOMPASTV.
Kebijakan Fiskal dan Suntikan Likuiditas
📌 Menteri Keuangan telah menyuntikkan dana Rp200 triliun ke lima bank milik negara (Himbara) untuk mendorong penyaluran kredit hingga ekonomi tumbuh.
👨💼 Menteri Keuangan meminta direksi perbankan untuk berpikir keras menyalurkan kredit ke sektor riil dan tidak hanya bermain aman (misalnya dengan investasi SBN/SRBI) atau bersantai (main golf).
📉 Pertumbuhan kredit perbankan melambat signifikan, dari 8,4% pada Mei menjadi 7% pada Juli 2025, padahal BI Rate telah turun empat kali sejak awal tahun hingga mencapai 5% di Agustus.
Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI Rate)
🤔 Kondisi saat ini memungkinkan pelonggaran kebijakan moneter karena inflasi masih sesuai target (Agustus tercatat 2,31%) dan stabilitas Rupiah yang relatif baik.
🤔 Kemungkinan besar BI akan menahan BI Rate di level 5% pada rapat September, menunggu perkembangan eksternal, terutama keputusan The Fed (FET) yang diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan.
💡 Jika The Fed menurunkan suku bunga, Bank Indonesia memiliki ruang untuk menurunkan BI Rate di bulan-bulan berikutnya, yang bertujuan untuk menggerakkan kembali ekonomi karena kebijakan moneter memiliki *time lag* dibandingkan fiskal.
Dampak Penurunan Suku Bunga dan Permintaan Kredit
🏦 Penurunan suku bunga kebijakan diharapkan akan menurunkan suku bunga simpanan dan pinjaman, sehingga mendorong pelaku usaha dan konsumen untuk tidak menahan dana di instrumen investasi dan mulai mengambil kredit/berbelanja.
🎯 Agar pertumbuhan ekonomi 5,3% tercapai, diperlukan kombinasi kebijakan fiskal dan moneter yang sustain dan didukung oleh komunikasi kebijakan yang baik untuk meningkatkan *confidence* pebisnis.
🚫 Risiko jika dana Rp200 triliun tidak tersalurkan ke kredit produktif adalah bank akan menempatkannya pada instrumen seperti SBN/SRBI atau *money market*, padahal daya serap *money market* terbatas.
Key Points & Insights
➡️ Pemerintah mendorong penyaluran kredit agresif melalui suntikan likuiditas Rp200 triliun ke Himbara untuk menggerakkan ekonomi riil.
➡️ Bank Indonesia diprediksi akan menahan BI Rate sementara waktu sambil mengantisipasi penurunan suku bunga oleh The Fed.
➡️ Pelonggaran moneter lebih lanjut sangat penting untuk menggerakkan konsumsi yang dinilai belum menggembirakan, terutama di semester 1.
➡️ Pelaku usaha perlu **meningkatkan *confidence*** agar berani mengambil kredit, didukung oleh kebijakan struktural berkelanjutan pasca program darurat akhir tahun.
📸 Video summarized with SummaryTube.com on Oct 07, 2025, 02:40 UTC
Find relevant products on Amazon related to this video
As an Amazon Associate, we earn from qualifying purchases
Full video URL: youtube.com/watch?v=C0n1-mPg6ko
Duration: 14:49
Get instant insights and key takeaways from this YouTube video by KOMPASTV.
Kebijakan Fiskal dan Suntikan Likuiditas
📌 Menteri Keuangan telah menyuntikkan dana Rp200 triliun ke lima bank milik negara (Himbara) untuk mendorong penyaluran kredit hingga ekonomi tumbuh.
👨💼 Menteri Keuangan meminta direksi perbankan untuk berpikir keras menyalurkan kredit ke sektor riil dan tidak hanya bermain aman (misalnya dengan investasi SBN/SRBI) atau bersantai (main golf).
📉 Pertumbuhan kredit perbankan melambat signifikan, dari 8,4% pada Mei menjadi 7% pada Juli 2025, padahal BI Rate telah turun empat kali sejak awal tahun hingga mencapai 5% di Agustus.
Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI Rate)
🤔 Kondisi saat ini memungkinkan pelonggaran kebijakan moneter karena inflasi masih sesuai target (Agustus tercatat 2,31%) dan stabilitas Rupiah yang relatif baik.
🤔 Kemungkinan besar BI akan menahan BI Rate di level 5% pada rapat September, menunggu perkembangan eksternal, terutama keputusan The Fed (FET) yang diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan.
💡 Jika The Fed menurunkan suku bunga, Bank Indonesia memiliki ruang untuk menurunkan BI Rate di bulan-bulan berikutnya, yang bertujuan untuk menggerakkan kembali ekonomi karena kebijakan moneter memiliki *time lag* dibandingkan fiskal.
Dampak Penurunan Suku Bunga dan Permintaan Kredit
🏦 Penurunan suku bunga kebijakan diharapkan akan menurunkan suku bunga simpanan dan pinjaman, sehingga mendorong pelaku usaha dan konsumen untuk tidak menahan dana di instrumen investasi dan mulai mengambil kredit/berbelanja.
🎯 Agar pertumbuhan ekonomi 5,3% tercapai, diperlukan kombinasi kebijakan fiskal dan moneter yang sustain dan didukung oleh komunikasi kebijakan yang baik untuk meningkatkan *confidence* pebisnis.
🚫 Risiko jika dana Rp200 triliun tidak tersalurkan ke kredit produktif adalah bank akan menempatkannya pada instrumen seperti SBN/SRBI atau *money market*, padahal daya serap *money market* terbatas.
Key Points & Insights
➡️ Pemerintah mendorong penyaluran kredit agresif melalui suntikan likuiditas Rp200 triliun ke Himbara untuk menggerakkan ekonomi riil.
➡️ Bank Indonesia diprediksi akan menahan BI Rate sementara waktu sambil mengantisipasi penurunan suku bunga oleh The Fed.
➡️ Pelonggaran moneter lebih lanjut sangat penting untuk menggerakkan konsumsi yang dinilai belum menggembirakan, terutama di semester 1.
➡️ Pelaku usaha perlu **meningkatkan *confidence*** agar berani mengambil kredit, didukung oleh kebijakan struktural berkelanjutan pasca program darurat akhir tahun.
📸 Video summarized with SummaryTube.com on Oct 07, 2025, 02:40 UTC
Find relevant products on Amazon related to this video
As an Amazon Associate, we earn from qualifying purchases

Summarize youtube video with AI directly from any YouTube video page. Save Time.
Install our free Chrome extension. Get expert level summaries with one click.