Unlock AI power-ups β upgrade and save 20%!
Use code STUBE20OFF during your first month after signup. Upgrade now β
By Belajar Psikologi
Published Loading...
N/A views
N/A likes
Get instant insights and key takeaways from this YouTube video by Belajar Psikologi.
Perspektif Psikologi Islam dan Kontribusi Ilmuwan Muslim
π Psikologi Islam berfokus pada penyembuhan dan perbaikan masalah diri, dengan temuan ilmuwan Muslim terdahulu yang terbukti sesuai dengan temuan teknis modern.
π Ilmuwan seperti Al-Kindi membahas penghapusan kesedihan menggunakan strategi kognitif untuk depresi, sementara Ibnu Sina menjelaskan hubungan pikiran dan tubuh dalam bukunya *Al-Sifa*.
π§ Al-Farabi mempelopori psikologi sosial dengan mengkaji interaksi manusia dalam model kota, dan Al-Ghazali meneliti sifat manusia secara rinci, menemukan bahwa semua fenomena psikologis berasal dari diri sendiri.
π§ͺ Al-Razi menulis *Kitab Al-Hawi*, membahas melankolia, hipokondriasis, pengaruh temperamen, serta gangguan kejiwaan seperti skizofrenia (disebut *hadayan* dalam Islam).
Konsep Jiwa dan Fitrah Manusia dalam Islam
π§ Manusia terdiri dari **badan dan jiwa (*soul*)** yang berbeda namun menyatu; pengetahuan tentang jiwa (*ruh*) sangat terbatas, seperti disebutkan dalam Surah Al-Isra ayat 85.
ποΈ Pengetahuan sejati berkaitan dengan realisasi perjanjian manusia dengan Tuhan, yaitu mengabdi kepada-Nya, yang merupakan fitrah manusia.
π£οΈ Istilah Insan (manusia) dalam bahasa Arab berarti pelupa, menunjukkan kecenderungan manusia melupakan perjanjian dengan Tuhan, yang menjadi sumber persoalan psikologis.
βοΈ Tuhan membekali manusia dengan akal dan **kehendak bebas (*iradah*)** untuk membedakan yang hak dan yang batil.
Teori Struktur Kepribadian Qur'anik (Hisyam Abu Raya)
π Teori ini dikembangkan berdasarkan struktur kepribadian Al-Ghazali, yang terdiri dari empat struktur psikospiritual: Qalb (hati), Ruh (spirit), Nafs (jiwa/diri), dan Akal (intelek).
β€οΈ Qalb adalah inti di mana proses penting manusia terjadi, diyakini sebagai esensi kemanusiaan yang memengaruhi cara kita mengetahui dan memahami.
π Nafs memiliki dua makna: sisi terendah yang bertanggung jawab atas dorongan primitif (seperti marah), dan makna kedua sebagai diri (*self*) yang mencakup sifat-sifat seperti tenang atau jahat.
π§ Akal berfungsi mengontrol dorongan negatif (pengaruh setan) dan mengarahkan jiwa ke jalan yang benar, bertujuan mencapai harmonisasi** yang kondusif bagi kehendak Tuhan.
Delapan Konsep Utama Kepribadian Qur'anik dan Karakteristik Teorinya
1. Nafs Amarah Besoa (Evil Commending Nafs): Dorongan terkuat yang berisi sifat-sifat terlarang, beroperasi di ketidaksadaran personal.
2. Nafs Al-Lawamah (Conscious Nafs): Entitas moralitas yang berperilaku sebagai hati nurani, dipengaruhi oleh nilai-nilai Tuhan.
3. Ruh: Bertempat di ketidaksadaran kolektif, berfungsi sebagai energi kehidupan, sumber wahyu, ciptaan, dan inspirasi.
4. Struktural dan Dinamis: Kepribadian terdiri dari beberapa struktur yang berkonflik (Nafs Amarah Besoa vs. Nafs Al-Lawamah), menyebabkan konflik psikologis.
5. Holistik: Nafs berjuang mencapai kesatuan terpadu yang menyeimbangkan semua kebutuhan psikologis dan spiritual.
6. Pandangan Negatif terhadap Sifat Dasar Manusia: Teori ini cenderung memandang manusia rentan terhadap kejahatan karena Nafs disentuh setan, menekankan pertarungan permanen untuk mencapai kemenangan.
Teori Religiusitas dan Dampaknya
π Religiusitas didefinisikan sebagai "a bond between humanity and some greater than human power" (ikatan antara kemanusiaan dan kekuatan yang lebih besar dari manusia).
β¨ Tiga aspek religiusitas meliputi: keyakinan pada kekuatan supranatural, perasaan akan kekuatan tersebut, dan aktivitas ritual sebagai pengabdian.
π Hasil studi menunjukkan efek positif religiusitas pada individu, termasuk kesehatan mental umum yang lebih baik, kebahagiaan, pengembangan diri, penurunan tingkat stres, dan optimisme hidup.
Key Points & Insights
β‘οΈ Psikologi Islam menekankan bahwa ketidakpatuhan terhadap Tuhan bisa menjadi sumber masalah psikologis, meskipun bukan korelasi langsung.
β‘οΈ Struktur kepribadian Al-Ghazali/Abu Raya menempatkan Qalb (hati) sebagai pusat pemrosesan yang menentukan nasib akhir (*fit*) dari Nafs.
β‘οΈ Teori kepribadian Qur'anik bersifat religius, struktural, dinamis, topografis (memiliki tingkatan kesadaran), dan holistik.
β‘οΈ Mencapai Nafs Al-Mutmainah (jiwa yang tenang) adalah tujuan akhir yang diharapkan dari interaksi dinamis antara konstituen kepribadian, yang mengarah pada kepuasan dan surga.
πΈ Video summarized with SummaryTube.com on Dec 10, 2025, 12:54 UTC
Find relevant products on Amazon related to this video
Mental
Shop on Amazon
Productivity Planner
Shop on Amazon
Habit Tracker
Shop on Amazon
Journal
Shop on Amazon
As an Amazon Associate, we earn from qualifying purchases
Full video URL: youtube.com/watch?v=13Vrc0AjtIs
Duration: 29:39
Get instant insights and key takeaways from this YouTube video by Belajar Psikologi.
Perspektif Psikologi Islam dan Kontribusi Ilmuwan Muslim
π Psikologi Islam berfokus pada penyembuhan dan perbaikan masalah diri, dengan temuan ilmuwan Muslim terdahulu yang terbukti sesuai dengan temuan teknis modern.
π Ilmuwan seperti Al-Kindi membahas penghapusan kesedihan menggunakan strategi kognitif untuk depresi, sementara Ibnu Sina menjelaskan hubungan pikiran dan tubuh dalam bukunya *Al-Sifa*.
π§ Al-Farabi mempelopori psikologi sosial dengan mengkaji interaksi manusia dalam model kota, dan Al-Ghazali meneliti sifat manusia secara rinci, menemukan bahwa semua fenomena psikologis berasal dari diri sendiri.
π§ͺ Al-Razi menulis *Kitab Al-Hawi*, membahas melankolia, hipokondriasis, pengaruh temperamen, serta gangguan kejiwaan seperti skizofrenia (disebut *hadayan* dalam Islam).
Konsep Jiwa dan Fitrah Manusia dalam Islam
π§ Manusia terdiri dari **badan dan jiwa (*soul*)** yang berbeda namun menyatu; pengetahuan tentang jiwa (*ruh*) sangat terbatas, seperti disebutkan dalam Surah Al-Isra ayat 85.
ποΈ Pengetahuan sejati berkaitan dengan realisasi perjanjian manusia dengan Tuhan, yaitu mengabdi kepada-Nya, yang merupakan fitrah manusia.
π£οΈ Istilah Insan (manusia) dalam bahasa Arab berarti pelupa, menunjukkan kecenderungan manusia melupakan perjanjian dengan Tuhan, yang menjadi sumber persoalan psikologis.
βοΈ Tuhan membekali manusia dengan akal dan **kehendak bebas (*iradah*)** untuk membedakan yang hak dan yang batil.
Teori Struktur Kepribadian Qur'anik (Hisyam Abu Raya)
π Teori ini dikembangkan berdasarkan struktur kepribadian Al-Ghazali, yang terdiri dari empat struktur psikospiritual: Qalb (hati), Ruh (spirit), Nafs (jiwa/diri), dan Akal (intelek).
β€οΈ Qalb adalah inti di mana proses penting manusia terjadi, diyakini sebagai esensi kemanusiaan yang memengaruhi cara kita mengetahui dan memahami.
π Nafs memiliki dua makna: sisi terendah yang bertanggung jawab atas dorongan primitif (seperti marah), dan makna kedua sebagai diri (*self*) yang mencakup sifat-sifat seperti tenang atau jahat.
π§ Akal berfungsi mengontrol dorongan negatif (pengaruh setan) dan mengarahkan jiwa ke jalan yang benar, bertujuan mencapai harmonisasi** yang kondusif bagi kehendak Tuhan.
Delapan Konsep Utama Kepribadian Qur'anik dan Karakteristik Teorinya
1. Nafs Amarah Besoa (Evil Commending Nafs): Dorongan terkuat yang berisi sifat-sifat terlarang, beroperasi di ketidaksadaran personal.
2. Nafs Al-Lawamah (Conscious Nafs): Entitas moralitas yang berperilaku sebagai hati nurani, dipengaruhi oleh nilai-nilai Tuhan.
3. Ruh: Bertempat di ketidaksadaran kolektif, berfungsi sebagai energi kehidupan, sumber wahyu, ciptaan, dan inspirasi.
4. Struktural dan Dinamis: Kepribadian terdiri dari beberapa struktur yang berkonflik (Nafs Amarah Besoa vs. Nafs Al-Lawamah), menyebabkan konflik psikologis.
5. Holistik: Nafs berjuang mencapai kesatuan terpadu yang menyeimbangkan semua kebutuhan psikologis dan spiritual.
6. Pandangan Negatif terhadap Sifat Dasar Manusia: Teori ini cenderung memandang manusia rentan terhadap kejahatan karena Nafs disentuh setan, menekankan pertarungan permanen untuk mencapai kemenangan.
Teori Religiusitas dan Dampaknya
π Religiusitas didefinisikan sebagai "a bond between humanity and some greater than human power" (ikatan antara kemanusiaan dan kekuatan yang lebih besar dari manusia).
β¨ Tiga aspek religiusitas meliputi: keyakinan pada kekuatan supranatural, perasaan akan kekuatan tersebut, dan aktivitas ritual sebagai pengabdian.
π Hasil studi menunjukkan efek positif religiusitas pada individu, termasuk kesehatan mental umum yang lebih baik, kebahagiaan, pengembangan diri, penurunan tingkat stres, dan optimisme hidup.
Key Points & Insights
β‘οΈ Psikologi Islam menekankan bahwa ketidakpatuhan terhadap Tuhan bisa menjadi sumber masalah psikologis, meskipun bukan korelasi langsung.
β‘οΈ Struktur kepribadian Al-Ghazali/Abu Raya menempatkan Qalb (hati) sebagai pusat pemrosesan yang menentukan nasib akhir (*fit*) dari Nafs.
β‘οΈ Teori kepribadian Qur'anik bersifat religius, struktural, dinamis, topografis (memiliki tingkatan kesadaran), dan holistik.
β‘οΈ Mencapai Nafs Al-Mutmainah (jiwa yang tenang) adalah tujuan akhir yang diharapkan dari interaksi dinamis antara konstituen kepribadian, yang mengarah pada kepuasan dan surga.
πΈ Video summarized with SummaryTube.com on Dec 10, 2025, 12:54 UTC
Find relevant products on Amazon related to this video
Mental
Shop on Amazon
Productivity Planner
Shop on Amazon
Habit Tracker
Shop on Amazon
Journal
Shop on Amazon
As an Amazon Associate, we earn from qualifying purchases

Summarize youtube video with AI directly from any YouTube video page. Save Time.
Install our free Chrome extension. Get expert level summaries with one click.