Unlock AI power-ups β upgrade and save 20%!
Use code STUBE20OFF during your first month after signup. Upgrade now β
By Briansyah Setio
Published Loading...
N/A views
N/A likes
Get instant insights and key takeaways from this YouTube video by Briansyah Setio.
Review Legacy System dan Permasalahannya
π Legacy systems adalah bagian dari perangkat lunak yang diwariskan dan bernilai karena merepresentasikan cara kerja organisasi sebelumnya.
β Permasalahan umum termasuk developer dengan gaya berbeda, metode yang kadaluwarsa, dan kesulitan modifikasi karena dokumentasi hilang atau tidak berlaku.
π Gejala sistem yang kurang baik meliputi hilangnya dokumentasi, keterbatasan pengetahuan sistem, ketergantungan yang tidak kompatibel dengan perangkat baru, dan kesulitan memecah produk menjadi modular.
π Tanda dalam kode meliputi duplicated code, code smells (seperti kelas/metode terlalu besar atau terlalu banyak aksi), dan lazy classes.
Terminologi Software Re-engineering
π Reverse Engineering adalah proses menganalisis sistem yang sudah jadi (kode/implementasi) untuk mengidentifikasi komponen dan keterkaitannya, menghasilkan abstraksi yang lebih tinggi (desain).
π οΈ Re-engineering adalah pemeriksaan dan perubahan sistem untuk menyusunnya kembali dalam bentuk baru (baik implementasi maupun desain), seringkali dipicu oleh kebutuhan baru.
β‘οΈ Forward Engineering adalah proses tradisional bergerak dari abstraksi tingkat tinggi (desain) menjadi implementasi (kode, database).
βοΈ Restructuring adalah transformasi representasi ke bentuk lain pada tingkat abstraksi yang relatif sama, sedangkan Refactoring (diperkenalkan oleh Fowler) berfokus pada peningkatan desain internal tanpa mengubah perilaku eksternal.
Peta Pola Re-engineering (Map of Engineering Pattern)
πΊοΈ Peta ini mencakup langkah-langkah seperti setting direction, gaining context, initial understanding, dan seterusnya.
π Reverse Engineering dianggap sebagai prasyarat atau periode di awal re-engineering untuk memahami kode sebelum melakukan perubahan signifikan.
π― Tujuan re-engineering meliputi mengatasi kompleksitas, menghasilkan sudut pandang baru, menanggulangi informasi hilang, dan mendeteksi efek samping dari perubahan.
Langkah 1: Setting Direction
π§ Langkah pertama adalah menentukan fokus dan tetap berada di jalur (jalur re-engineering).
π Tantangan utama dalam langkah ini adalah Conflict of Interest dari berbagai *stakeholder* dan ketidakadilan/kesulitan memahami sistem dari pengembang sebelumnya.
π‘ Actionable Insight: Tentukan tujuan (*goal*) dengan mencari tahu ke mana arah yang diinginkan, lalu sampaikan kepada *roundtable* (*stakeholder* berpengaruh) untuk menyepakati arah.
π₯ Prioritaskan pekerjaan pada aspek yang paling penting atau paling bernilai bagi konsumen (prinsip Pareto), bukan hanya memperbaiki yang rusak (*fix the broken things*).
Langkah 2: Gaining Context (Memperoleh Konteks)
π£οΈ Langkah ini krusial untuk memahami sistem yang hidup, yang cenderung besar dan kompleks.
π§ Actionable Insight: Lakukan eksplorasi sistem dengan berbicara kepada *developer* yang *maintain* sistem, *end-user* yang menggunakannya, dan melakukan *walkthrough* pada demo sistem.
π Verifikasi temuan dengan membaca cepat semua kode (*read all the code in one hour*), mendokumentasikan, dan menguji instalasi sistem (*installation check*).
β Saat wawancara (terutama dengan *end-user*), pilih lebih dari satu *user*, bersikap positif, dan gunakan pertanyaan *open-ended* untuk mendapatkan pandangan berkembang.
Langkah 3: Initial Understanding (Pemahaman Awal)
π§ Proses ini bertujuan memahami *high-level model* dari sistem, baik melalui pendekatan *Top-Down* (memahami keseluruhan lalu mengkonfirmasi) atau *Bottom-Up* (menganalisis data/entitas terlebih dahulu).
π Dalam pendekatan *Top-Down*, lakukan speculate about designβmembuat desain hipotesis berdasarkan pemahaman awal dan mengujinya berulang kali terhadap kode yang ada.
π Dalam pendekatan *Bottom-Up*, fokus pada analyze exceptional entitiesβmengidentifikasi entitas (kelas/data) yang tidak sesuai dengan konvensi standar atau model konseptual (misalnya, melanggar aturan *coupling* dan *cohesion* OOP).
Key Points & Insights
β‘οΈ Legacy Systems cenderung menyebabkan duplicated code dan code smells karena pengembangan yang tidak terstruktur.
β‘οΈ Saat memulai Setting Direction, fokus utama harus mencari tahu tujuan (*goal*) dan mengatasi Conflict of Interest antar *stakeholder*.
β‘οΈ Untuk Gaining Context, sangat penting berbicara langsung dengan *maintainer* (yang pengetahuannya mungkin melampaui dokumentasi) dan *end-user* yang menggunakan sistem sehari-hari.
β‘οΈ Dalam Initial Understanding, gunakan pendekatan Top-Down (desain spekulatif) atau Bottom-Up (analisis entitas anomali) untuk mulai memetakan struktur internal sistem.
πΈ Video summarized with SummaryTube.com on Oct 06, 2025, 05:13 UTC
Find relevant products on Amazon related to this video
As an Amazon Associate, we earn from qualifying purchases
Full video URL: youtube.com/watch?v=zQ6EgxusY3k
Duration: 47:29
Get instant insights and key takeaways from this YouTube video by Briansyah Setio.
Review Legacy System dan Permasalahannya
π Legacy systems adalah bagian dari perangkat lunak yang diwariskan dan bernilai karena merepresentasikan cara kerja organisasi sebelumnya.
β Permasalahan umum termasuk developer dengan gaya berbeda, metode yang kadaluwarsa, dan kesulitan modifikasi karena dokumentasi hilang atau tidak berlaku.
π Gejala sistem yang kurang baik meliputi hilangnya dokumentasi, keterbatasan pengetahuan sistem, ketergantungan yang tidak kompatibel dengan perangkat baru, dan kesulitan memecah produk menjadi modular.
π Tanda dalam kode meliputi duplicated code, code smells (seperti kelas/metode terlalu besar atau terlalu banyak aksi), dan lazy classes.
Terminologi Software Re-engineering
π Reverse Engineering adalah proses menganalisis sistem yang sudah jadi (kode/implementasi) untuk mengidentifikasi komponen dan keterkaitannya, menghasilkan abstraksi yang lebih tinggi (desain).
π οΈ Re-engineering adalah pemeriksaan dan perubahan sistem untuk menyusunnya kembali dalam bentuk baru (baik implementasi maupun desain), seringkali dipicu oleh kebutuhan baru.
β‘οΈ Forward Engineering adalah proses tradisional bergerak dari abstraksi tingkat tinggi (desain) menjadi implementasi (kode, database).
βοΈ Restructuring adalah transformasi representasi ke bentuk lain pada tingkat abstraksi yang relatif sama, sedangkan Refactoring (diperkenalkan oleh Fowler) berfokus pada peningkatan desain internal tanpa mengubah perilaku eksternal.
Peta Pola Re-engineering (Map of Engineering Pattern)
πΊοΈ Peta ini mencakup langkah-langkah seperti setting direction, gaining context, initial understanding, dan seterusnya.
π Reverse Engineering dianggap sebagai prasyarat atau periode di awal re-engineering untuk memahami kode sebelum melakukan perubahan signifikan.
π― Tujuan re-engineering meliputi mengatasi kompleksitas, menghasilkan sudut pandang baru, menanggulangi informasi hilang, dan mendeteksi efek samping dari perubahan.
Langkah 1: Setting Direction
π§ Langkah pertama adalah menentukan fokus dan tetap berada di jalur (jalur re-engineering).
π Tantangan utama dalam langkah ini adalah Conflict of Interest dari berbagai *stakeholder* dan ketidakadilan/kesulitan memahami sistem dari pengembang sebelumnya.
π‘ Actionable Insight: Tentukan tujuan (*goal*) dengan mencari tahu ke mana arah yang diinginkan, lalu sampaikan kepada *roundtable* (*stakeholder* berpengaruh) untuk menyepakati arah.
π₯ Prioritaskan pekerjaan pada aspek yang paling penting atau paling bernilai bagi konsumen (prinsip Pareto), bukan hanya memperbaiki yang rusak (*fix the broken things*).
Langkah 2: Gaining Context (Memperoleh Konteks)
π£οΈ Langkah ini krusial untuk memahami sistem yang hidup, yang cenderung besar dan kompleks.
π§ Actionable Insight: Lakukan eksplorasi sistem dengan berbicara kepada *developer* yang *maintain* sistem, *end-user* yang menggunakannya, dan melakukan *walkthrough* pada demo sistem.
π Verifikasi temuan dengan membaca cepat semua kode (*read all the code in one hour*), mendokumentasikan, dan menguji instalasi sistem (*installation check*).
β Saat wawancara (terutama dengan *end-user*), pilih lebih dari satu *user*, bersikap positif, dan gunakan pertanyaan *open-ended* untuk mendapatkan pandangan berkembang.
Langkah 3: Initial Understanding (Pemahaman Awal)
π§ Proses ini bertujuan memahami *high-level model* dari sistem, baik melalui pendekatan *Top-Down* (memahami keseluruhan lalu mengkonfirmasi) atau *Bottom-Up* (menganalisis data/entitas terlebih dahulu).
π Dalam pendekatan *Top-Down*, lakukan speculate about designβmembuat desain hipotesis berdasarkan pemahaman awal dan mengujinya berulang kali terhadap kode yang ada.
π Dalam pendekatan *Bottom-Up*, fokus pada analyze exceptional entitiesβmengidentifikasi entitas (kelas/data) yang tidak sesuai dengan konvensi standar atau model konseptual (misalnya, melanggar aturan *coupling* dan *cohesion* OOP).
Key Points & Insights
β‘οΈ Legacy Systems cenderung menyebabkan duplicated code dan code smells karena pengembangan yang tidak terstruktur.
β‘οΈ Saat memulai Setting Direction, fokus utama harus mencari tahu tujuan (*goal*) dan mengatasi Conflict of Interest antar *stakeholder*.
β‘οΈ Untuk Gaining Context, sangat penting berbicara langsung dengan *maintainer* (yang pengetahuannya mungkin melampaui dokumentasi) dan *end-user* yang menggunakan sistem sehari-hari.
β‘οΈ Dalam Initial Understanding, gunakan pendekatan Top-Down (desain spekulatif) atau Bottom-Up (analisis entitas anomali) untuk mulai memetakan struktur internal sistem.
πΈ Video summarized with SummaryTube.com on Oct 06, 2025, 05:13 UTC
Find relevant products on Amazon related to this video
As an Amazon Associate, we earn from qualifying purchases

Summarize youtube video with AI directly from any YouTube video page. Save Time.
Install our free Chrome extension. Get expert level summaries with one click.