Unlock AI power-ups — upgrade and save 20%!
Use code STUBE20OFF during your first month after signup. Upgrade now →
By Evolusi Jiwa
Published Loading...
N/A views
N/A likes
Get instant insights and key takeaways from this YouTube video by Evolusi Jiwa.
Posisionalitas Diri dan Dimensi Kesadaran
📌 Konsep "Aku Orang" terbagi dalam dua posisionalitas utama: D3/D4 yang berhubungan dengan kemanusiaan (selesai di D5/D6) dan posisionalitas dengan "Aku Mutlak" (mulai belajar di D7 hingga D10).
📌 Terjebak dalam posisionalitas pada pikiran, konsepsi, atau persepsi menghasilkan dua masalah: posisionalitas dengan kemanusiaan dan posisionalitas dengan ketuhanan, yang harus diselesaikan sesuai dimensinya masing-masing.
📌 Ketika "Aku" terlepas dari posisionalitas sebagai "orang," ia menjadi penuh sukacita dan merdeka, tidak menanggung kesalahan dari "Aku Orang," dan hadir total dalam kehidupan.
📌 Keadaan tanpa posisionalitas disebut "keadaan kosong murni" (pure void), di mana individu menjadi sangat produktif dan mudah terhubung dengan orang lain, memfasilitasi kekayaan.
Pengenalan Suara Aku dan Konteks
🗣️ Dimensi keenam melibatkan pengenalan konteks "Aku" yang tersuarakan pada orang lain; fokus harus pada suara Aku/konteks, bukan hanya pada orangnya.
🗣️ Kesadaran sejati memerlukan pengenalan posisionalitas yang seringkali tidak disadari; latihan kesadaran adalah meningkatkan kewaspadaan untuk melampaui posisionalitas tersebut.
🗣️ Penemuan suara "Aku" pada diri sendiri (dimulai tahun 2004 melalui kontemplasi mendalam dan wirid) dan pada orang lain (sejak 2017) adalah satu dan sama; suara pada diri sendiri umumnya tanpa bahasa, sedangkan pada orang lain sudah terbahasakan.
🗣️ Setiap orang menjalani takdir berdasarkan suara Aku yang merupakan konteks di mana "Aku" memilih posisi untuk memperagakan kehadiran "Aku Mutlak."
Metode Praktis dan Pengembangan Diri
👨🏫 Metode psikoanalisis (khususnya asosiasi bebas) mendekati konsep pengenalan suara Aku, namun dimensi keenam mencakup semua orang, sementara psikoanalisis berfokus pada satu individu.
🧘 Praktik awal melibatkan bersaksi (menyaksikan ragam suara Aku pada diri sendiri, mimpi, dan orang lain), yang dapat digantikan dengan memiliki santri untuk latihan yang lebih cepat dan langsung.
🔄 Mengatasi suara Aku yang negatif (misalnya, rasa takut tidak mampu membayar tagihan) dilakukan dengan mendengarkannya, lalu melampauinya melalui wirid (misalnya, ).
✨ Terdapat tingkatan lebih tinggi (dimensi 7 ke atas) yang melibatkan penggunaan Asmaul Husna untuk membebaskan posisionalitas dari $S$ kecil ke $S$ besar, dan bahkan mempraktekkan $S$ besar ke ranah linier/materi (seperti mukjizat Nabi).
Key Points & Insights
➡️ Untuk mencapai kesadaran sejati, kenali dan transendensikan posisionalitas diri; tanpa pengenalan ini, kesadaran sejati tidak mungkin tercapai.
➡️ Latihlah kemampuan bersaksi (observasi tanpa ikut serta) terhadap beragam suara Aku yang muncul dalam interaksi sehari-hari atau saat menghadapi beban sosial/emosional.
➡️ Jika ingin mempercepat pemahaman praktik pengenalan suara Aku, cari santri sebagai subjek untuk latihan bersaksi secara langsung, daripada hanya kontemplasi pribadi.
➡️ Manfaatkan wirid sebagai alat spesifik untuk melarutkan suara Aku yang menguasai; pastikan wirid yang dipilih cocok (memiliki pasangan ilahiah) dengan suara Aku yang dihadapi.
📸 Video summarized with SummaryTube.com on Oct 05, 2025, 06:21 UTC
Find relevant products on Amazon related to this video
As an Amazon Associate, we earn from qualifying purchases
Full video URL: youtube.com/watch?v=voJE6LroAQs
Duration: 45:02
Get instant insights and key takeaways from this YouTube video by Evolusi Jiwa.
Posisionalitas Diri dan Dimensi Kesadaran
📌 Konsep "Aku Orang" terbagi dalam dua posisionalitas utama: D3/D4 yang berhubungan dengan kemanusiaan (selesai di D5/D6) dan posisionalitas dengan "Aku Mutlak" (mulai belajar di D7 hingga D10).
📌 Terjebak dalam posisionalitas pada pikiran, konsepsi, atau persepsi menghasilkan dua masalah: posisionalitas dengan kemanusiaan dan posisionalitas dengan ketuhanan, yang harus diselesaikan sesuai dimensinya masing-masing.
📌 Ketika "Aku" terlepas dari posisionalitas sebagai "orang," ia menjadi penuh sukacita dan merdeka, tidak menanggung kesalahan dari "Aku Orang," dan hadir total dalam kehidupan.
📌 Keadaan tanpa posisionalitas disebut "keadaan kosong murni" (pure void), di mana individu menjadi sangat produktif dan mudah terhubung dengan orang lain, memfasilitasi kekayaan.
Pengenalan Suara Aku dan Konteks
🗣️ Dimensi keenam melibatkan pengenalan konteks "Aku" yang tersuarakan pada orang lain; fokus harus pada suara Aku/konteks, bukan hanya pada orangnya.
🗣️ Kesadaran sejati memerlukan pengenalan posisionalitas yang seringkali tidak disadari; latihan kesadaran adalah meningkatkan kewaspadaan untuk melampaui posisionalitas tersebut.
🗣️ Penemuan suara "Aku" pada diri sendiri (dimulai tahun 2004 melalui kontemplasi mendalam dan wirid) dan pada orang lain (sejak 2017) adalah satu dan sama; suara pada diri sendiri umumnya tanpa bahasa, sedangkan pada orang lain sudah terbahasakan.
🗣️ Setiap orang menjalani takdir berdasarkan suara Aku yang merupakan konteks di mana "Aku" memilih posisi untuk memperagakan kehadiran "Aku Mutlak."
Metode Praktis dan Pengembangan Diri
👨🏫 Metode psikoanalisis (khususnya asosiasi bebas) mendekati konsep pengenalan suara Aku, namun dimensi keenam mencakup semua orang, sementara psikoanalisis berfokus pada satu individu.
🧘 Praktik awal melibatkan bersaksi (menyaksikan ragam suara Aku pada diri sendiri, mimpi, dan orang lain), yang dapat digantikan dengan memiliki santri untuk latihan yang lebih cepat dan langsung.
🔄 Mengatasi suara Aku yang negatif (misalnya, rasa takut tidak mampu membayar tagihan) dilakukan dengan mendengarkannya, lalu melampauinya melalui wirid (misalnya, ).
✨ Terdapat tingkatan lebih tinggi (dimensi 7 ke atas) yang melibatkan penggunaan Asmaul Husna untuk membebaskan posisionalitas dari $S$ kecil ke $S$ besar, dan bahkan mempraktekkan $S$ besar ke ranah linier/materi (seperti mukjizat Nabi).
Key Points & Insights
➡️ Untuk mencapai kesadaran sejati, kenali dan transendensikan posisionalitas diri; tanpa pengenalan ini, kesadaran sejati tidak mungkin tercapai.
➡️ Latihlah kemampuan bersaksi (observasi tanpa ikut serta) terhadap beragam suara Aku yang muncul dalam interaksi sehari-hari atau saat menghadapi beban sosial/emosional.
➡️ Jika ingin mempercepat pemahaman praktik pengenalan suara Aku, cari santri sebagai subjek untuk latihan bersaksi secara langsung, daripada hanya kontemplasi pribadi.
➡️ Manfaatkan wirid sebagai alat spesifik untuk melarutkan suara Aku yang menguasai; pastikan wirid yang dipilih cocok (memiliki pasangan ilahiah) dengan suara Aku yang dihadapi.
📸 Video summarized with SummaryTube.com on Oct 05, 2025, 06:21 UTC
Find relevant products on Amazon related to this video
As an Amazon Associate, we earn from qualifying purchases

Summarize youtube video with AI directly from any YouTube video page. Save Time.
Install our free Chrome extension. Get expert level summaries with one click.