Unlock AI power-ups — upgrade and save 20%!
Use code STUBE20OFF during your first month after signup. Upgrade now →
By KOMPASTV
Published Loading...
N/A views
N/A likes
Get instant insights and key takeaways from this YouTube video by KOMPASTV.
Dampak Era Digital dan Tantangan Ideologi
📌 Era digital telah memudahkan akses informasi, namun juga memfasilitasi kejahatan dan menyebarkan informasi palsu (hoaks) yang mengancam tatanan sosial dan politik.
🚨 Ancaman perpecahan dan radikalisme mengintai generasi muda Indonesia akibat minimnya pengetahuan akan nilai-nilai Pancasila.
🗣️ Diperlukan upaya penguatan nilai-nilai Pancasila sebagai benteng bangsa dalam menghadapi ancaman digital.
Strategi Penanaman Nilai Pancasila di Era Digital
👨💻 Generasi milenial (usia 15-35 tahun) menghabiskan rata-rata 7 jam sehari dengan gadget, sehingga metode penanaman nilai harus menyesuaikan dengan platform digital mereka.
💡 Perlu adanya formula dan metode baru untuk menanamkan nilai ideologi Pancasila, termasuk menyusun modul atau silabus yang disesuaikan untuk setiap segmen masyarakat.
🔄 Pentingnya penyederhanaan konten: narasi Pancasila harus disajikan dengan bahasa milenial, tidak terlalu kaku, teoritis, atau filosofis, agar esensinya mudah dipahami.
Pengarusutamaan dan Dukungan Struktural
⚖️ Penanaman nilai Pancasila membutuhkan penguatan struktural selain pendekatan kultural; harapan tertuju pada BP-PIP yang memiliki payung hukum setingkat Undang-Undang (bukan hanya Perpres) untuk memastikan keberlanjutan program lintas rezim.
📊 Riset konten sangat krusial: perlu dilakukan riset untuk mengetahui jenis konten (gambar, narasi) yang paling disukai dan mendapatkan *like* di media sosial untuk menarik minat generasi muda.
🔄 Konsep Pengarusutamaan Pancasila harus diterapkan di semua lini, tidak hanya disisipkan dalam *civic education*, karena penelitian menunjukkan sekitar 10% generasi muda sudah terpapar ideologi anti-Pancasila.
Key Points & Insights
➡️ Pancasila harus terbuka dalam penerapannya (berkembang sesuai digitalisasi) namun tertutup pada dasarnya (lima sila baku), tidak boleh diutak-atik strukturnya.
➡️ Pendekatan harus menggunakan jalur kultural dan struktural, dengan struktur yang kuat (otoritas yang berpayung hukum) untuk mendukung inisiatif kultural.
➡️ Metode penanaman nilai harus segmentatif; misalnya, menyajikan Ketuhanan Yang Maha Esa dalam bahasa daerah atau bahasa Inggris untuk menarik segmen milenial.
➡️ Konten yang menarik adalah kuncinya; konten harus digodok melalui riset media sosial agar narasi penanaman nilai Pancasila bisa "masuk" dan disukai oleh masyarakat sasaran.
📸 Video summarized with SummaryTube.com on Oct 09, 2025, 06:22 UTC
Find relevant products on Amazon related to this video
As an Amazon Associate, we earn from qualifying purchases
Full video URL: youtube.com/watch?v=JGqf2D47ji8
Duration: 23:51
Get instant insights and key takeaways from this YouTube video by KOMPASTV.
Dampak Era Digital dan Tantangan Ideologi
📌 Era digital telah memudahkan akses informasi, namun juga memfasilitasi kejahatan dan menyebarkan informasi palsu (hoaks) yang mengancam tatanan sosial dan politik.
🚨 Ancaman perpecahan dan radikalisme mengintai generasi muda Indonesia akibat minimnya pengetahuan akan nilai-nilai Pancasila.
🗣️ Diperlukan upaya penguatan nilai-nilai Pancasila sebagai benteng bangsa dalam menghadapi ancaman digital.
Strategi Penanaman Nilai Pancasila di Era Digital
👨💻 Generasi milenial (usia 15-35 tahun) menghabiskan rata-rata 7 jam sehari dengan gadget, sehingga metode penanaman nilai harus menyesuaikan dengan platform digital mereka.
💡 Perlu adanya formula dan metode baru untuk menanamkan nilai ideologi Pancasila, termasuk menyusun modul atau silabus yang disesuaikan untuk setiap segmen masyarakat.
🔄 Pentingnya penyederhanaan konten: narasi Pancasila harus disajikan dengan bahasa milenial, tidak terlalu kaku, teoritis, atau filosofis, agar esensinya mudah dipahami.
Pengarusutamaan dan Dukungan Struktural
⚖️ Penanaman nilai Pancasila membutuhkan penguatan struktural selain pendekatan kultural; harapan tertuju pada BP-PIP yang memiliki payung hukum setingkat Undang-Undang (bukan hanya Perpres) untuk memastikan keberlanjutan program lintas rezim.
📊 Riset konten sangat krusial: perlu dilakukan riset untuk mengetahui jenis konten (gambar, narasi) yang paling disukai dan mendapatkan *like* di media sosial untuk menarik minat generasi muda.
🔄 Konsep Pengarusutamaan Pancasila harus diterapkan di semua lini, tidak hanya disisipkan dalam *civic education*, karena penelitian menunjukkan sekitar 10% generasi muda sudah terpapar ideologi anti-Pancasila.
Key Points & Insights
➡️ Pancasila harus terbuka dalam penerapannya (berkembang sesuai digitalisasi) namun tertutup pada dasarnya (lima sila baku), tidak boleh diutak-atik strukturnya.
➡️ Pendekatan harus menggunakan jalur kultural dan struktural, dengan struktur yang kuat (otoritas yang berpayung hukum) untuk mendukung inisiatif kultural.
➡️ Metode penanaman nilai harus segmentatif; misalnya, menyajikan Ketuhanan Yang Maha Esa dalam bahasa daerah atau bahasa Inggris untuk menarik segmen milenial.
➡️ Konten yang menarik adalah kuncinya; konten harus digodok melalui riset media sosial agar narasi penanaman nilai Pancasila bisa "masuk" dan disukai oleh masyarakat sasaran.
📸 Video summarized with SummaryTube.com on Oct 09, 2025, 06:22 UTC
Find relevant products on Amazon related to this video
As an Amazon Associate, we earn from qualifying purchases

Summarize youtube video with AI directly from any YouTube video page. Save Time.
Install our free Chrome extension. Get expert level summaries with one click.